Sejarah Terjadinya Perang Korea 1950-1953


Perang Korea menjadi salah satu konflik terbesar yang terjadi selama Perang Dingin. Perang ini melibatkan Korea Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat dan NATO dengan Korea Utara yang didukung China dan Uni Soviet. Perang yang terjadi selama sekitar tiga tahun ini merenggut korban jiwa hingga 2,5 juta orang. Ini menjadikan Perang Korea sebagai salah satu perang yang sangat mematikan.     
              
Kim Il Sung dan Syngman Rhee


Ketegangan ini bermula ketika Korea dibagi menjadi dua setelah Perang Dunia II berakhir. Pada saat itu Korea dibagi menjadi dua wilayah yang terdiri dari Utara dan Selatan. Korea Utara yang berhaluan Komunis dipimpin oleh Kim Il-Sung dan Korea Selatan yang berhaluan Anti-Komunis dipimpin oleh Syngman Rhee. Kedua pemimpin tersebut menjadi pemimpin yang cukup otoriter terhadap musuh-musuh politiknya, dan kedua pemimpin tersebut juga sama-sama berobsesi untuk menyatukan Korea. 


Perang secara besar mulai terjadi pada 25 Juni 1950 disaat terjadinya kemelut diperbatasan yang dilanjutkan oleh invasi Korea Utara terhadap Korea Selatan. Dan untuk waktu yang singkat Korea Utara dapat dengan cepat memukul mundur pasukan Korea Selatan. Ini terjadi karena Korea Utara memiliki pasukan yang lebih banyak dan juga lebih terlatih dibandingkan Korea Selatan. Pada saat itu juga Syngman Rhee melakukan eksekusi terhadap 100.000 orang yang dikhawatirkan akan mendukung Korea Utara.

Pasukan Korea Utara pada saat itu berjumlah antara 150.000-200.000 pasukan dengan 280 tank dan 210 pesawat tempur yang terbagi menjadi 10 divisi infantri, 1 divisi tank, 1 divisi udara. Sedangkan Korea Selatan pada saat itu hanya memiliki 98.000 tentara yang kurang siap bertempur dalam skala besar. Dengan segala keunggulanya dalam hal kualitas maupun kuantitas pasukan Korea Utara terus melanjutkan invasi terhadap Korea Selatan.

Dalam waktu yang singkat Korea Utara mulai mendekat dengan kota Seoul. Dan pada tanggal 27 Juni 1950, pemimpin Korea Selatan Syngman Rhee dievakuasi dari Seoul. Keesokan harinya Korea Utara berhasil menguasai kota Seoul. Dengan begitu Dewan Keamanan PBB mengutuk invasi tersebut dan Amerika Serikat mulai mengirimkan pasukannya ke Korea Selatan. 




Selanjutnya pada 1 Juli 1950, pasukan angkatan darat pertama Amerika Serikat yang terdiri dari batalyon ke-1, divisi infanteri ke-21, dan divisi infanteri ke-24 tiba di Korea Selatan. Walaupun begitu, Korea Utara terus melancarkan invasi dan berhasil menguasai kota Incheon pada tanggal 3 Juli 1950. Keesokan harinya pada tanggal 4 Juli, Amerika Serikat mulai melancarkan serangan terhadap Korea Utara di Osan, namun Korea Utara dapat berhasil mengatasi serangan Amerika tersebut.

Pada 8 sampai 12 Juli pasukan Korea Utara berhenti di Chochiwon karena dapat ditahan oleh divisi infanteri ke-21 Amerika Serikat. Dan pada waktu yang bersamaan divisi infanteri ke-25, divisi kavaleri ke-1, dan divisi infanteri ke-2 mulai melakukan pergerakan menuju Korea dari Okinawa dan Seattle. Pengiriman pasukan oleh Amerika dan PBB terus berlanjut, yang selanjutnya pada tanggal 4 Agustus kota Naktong (Pusan) dijadikan sebagai perimeter. 




Setelah hampir dua bulan bertempur, akhirnya pada tanggal 27 September 1950 pasukan AS dan Korea Selatan berhasil merebut kembali kota Seoul. Setelah itu, pasukan AS memulai menyerang ke utara dan mulai melintasi Pararel ke-38 (perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan) yang pada akhirnya Pyongyang dapat dikuasai oleh pasukan Amerika pada 19 Oktober 1950. 



Dengan kondisi Korea Utara yang dapat dikuasai dan diatasi oleh Amerika Serikat beserta pasukan gabungan PBB, China berupaya untuk membantu Korea Utara dengan mengirimkan pasukannya yang disebut Tentara Sukarelawan Rakyat. Pertempuran antara pasukan China dengan pasukan Amerika Serikat yang tergabung bersama pasukan PBB untuk pertama kalinya terjadi di dekat Unsan pada tanggal 1 hingga 2 November 1950. Serangan ini dilakukan China dengan mendadak dan mengakibatkan pasukan gabungan PBB mundur hingga ke sungai Ch'ongch'on, namun pasukan China yang berhasil menang justru malah menghilang dan bersembunyi kembali ke pegunungan. 



Selanjutnya pada 24 November, serangan yang dinamakan Home-by-Christmas Offensive dilakukan oleh Angkatan Darat ke-8 Amerika Serikat beserta X Corps menuju ke utara. Sementara itu pasukan China menyiapkan serangan dadakan untuk kedua kalinya dengan dua sektor yang terbagi menjadi sektor timur di Waduk Chosin dan sektor barat di Sungai Ch'ongch'on.

Serangan terhadap Tentara ke-8 AS oleh China mulai dilakukan pada 25 November pada sektor barat yang juga disebut sebagai Pertempuran Sungai Ch'ongch'on. Selanjutnya pasukan China menyerang X Corps di Waduk Chosin pada 27 November. Karena serangan tersebut X Corps mulai mundur ke pelabuhan Hungnam dan memulai evakuasi ke Pusan yang dimulai pada 11 Desember.

Beberapa hari kemudian komandan Angkatan Darat ke-8 AS Letnan Jenderal Walton Walker terbunuh karena kecelakaan mobil pada 23 Desember 1950. Kejadian ini membuat semangat juang para tentara gabungan AS dan PBB mencapai titik terendah. Dan selanjutnya Letnan Jenderal Matthew Ridgway mengambil alih komando Angkatan Darat ke-8 AS pada tanggal 26 Desember.

Pada malam tahun baru tanggal 31 Desember pasukan China kembali melakukan penyerangan. Serangan ini menimbulkan efek kejut bagi pasukan gabungan PBB, karena pada saat serangan terjadi, China memanfaatkan serangan malam dengan pasukan yang jumlahnya banyak serta menggunakan kebisingan gong dan terompet untuk membuat panik dan bingung musuh yang sebelumnya tidak mengetahui strategi ini.

Karena serangan yang dilakukan oleh pasukan China, pasukan AS dan PBB yang kewalahan akhirnya mundur. Hal ini manjadikan kota Seoul kembali dapat dikuasai kembali oleh pasukan Korea Utara dan China pada tanggal 4 Januari 1951. Kondisi ini mendorong Jenderal MacArthur untuk mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir terhadap China ataupun Korea Utara.

Karena persediaan logistik China dan Korea Utara yang melampaui batas kemampuan yang dimiliki, mereka tidak dapat menekan lebih lanjut pasukan gabungan AS dan PBB. Selanjunya Jenderal Ridgway memulai Operasi Thunderbolt pada tanggal 25 Januari yang diiringi juga dengan serangan-serangan udara oleh pasukan gabungan PBB yang cukup meraih keberhasilan.

Selanjunya pada tanggal 21 Februari Amerika Serikat memulai Operasi Killer yang dilakukan dengan skala penuh. Operasi ini menimbulkan kemajuan Angkatan Darat ke-8 dan X Corps menuju ke utara yang akhirnya dapat menduduki kembali Sungai Han dan Hoengseong. 




Pada 7 Maret 1951 Operasi Ripper dilakukan oleh Amerika Serikat, yang selanjutnya dapat menguasai kembali kota Seoul dari pasukan China dan Korea Utara. Selanjutnya Jenderal Ridgeway memulai Operasi Rugger yang tujuannya adalah jalur yang dinamakan Jalur Kansas, jalur tersebut terletak sepuluh mil dari Pararel-38 (perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan).

Jenderal MacArtthur pada 11 April 1951 dipecat dari Panglima Tertinggi di Korea oleh Presiden AS Harry Truman karena berbagai alasan yang menyangkut peperangan. Pada akhirnya peran sebagai Panglima Tertinggi digantikan oleh Jenderal Ridgeway yang sebelumnya menjadi komandan Angkatan Darat ke-8. Dan Jenderal Van Fleet diangkat untuk menggantikan Jenderal Ridgeway sebagai komandan Angkatan Darat ke-8.

Selanjutnya serangan musim semi China dan Korea Utara dimulai pada 22 April dengan konsentrasi kekuatan di barat, tetapi serangan ini dapat diatasi tepat di utara Seoul. Pada tanggal 15 Mei Jenderal Van Fleet memulai serangan balik dan hampir mencapai Jalur Kansas.

Pada 23 Juni, Uni Soviet menyerukan pembicaraan gencatan senjata. Pengeboman skala besar tetap dilakukan terhadap Korea Utara. Selanjutnya pada 10 Juli negosiasi gencatan senjata yang berlarut-larut dimulai di Kaesong. Peperangan terus berlanjut dengan negosiasi juga tetap berlanjut.

Pada masa-masa ini menjadi fase terakhir sekaligus terpanjang yang mengalami kebuntuan hingga akhir perang. Pertempuran pada masa-masa kebuntuan ini masih tetap terjadi, seperti Pertempuran Bloody Ridge (18 Agustus - 15 September 1951), Pertempuran Punchbowl (31 Agustus-21 September 1951), Pertempuran Heartbreak Ridge (13 September – 15 Oktober 1951), Pertempuran Old Baldy (26 Juni – 4 Agustus 1952), Pertempuran White Horse (6-15 Oktober 1952), Pertempuran Triangle Hill (14 Oktober – 25 November 1952), Pertempuran Eerie Hill 21 Maret – 21 Juni 1952), Pengepungan Outpost Harry (10–18 Juni 1953), Pertempuran Hook (28–29 Mei 1953), Pertempuran Pork Chop Hill (23 Maret – 16 Juli 1953) dan Pertempuran Kumsong (13–27 Juli 1953). 




Pada 29 November 1952, Dwight D. Eisenhower terpilih menjadi presiden Amerika Serikat dan berjanji akan mengakhiri perang di Korea. Selanjutnya pada 27 Juli 1953 Perjanjian Gencatan Senjata antara Korea Selatan dan Utara dilakukan dan perang dianggap berakhir meskipun tidak ada perjanjian damai sepenuhnya. Selain itu Perjanjian Gencatan Senjata menghasilkan Zona Demiliterisasi Korea atau bisa disebut juga sebagai DMZ yang terletak secara tidak jelas disekitar Paralel ke-38. Perang Korea pun berakhir sampai dititik ini.

Share this:



Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Pesawat Tempur Era Perang Dunia II yang Terbaik Pada Masanya

Sturmtiger, Tank Artileri Kelas Berat Jerman Pada Perang Dunia II